Senin, 22 Oktober 2007

Pramodya Ananta Toer

Saya termasuk orang yang kurang beruntung mengenal Pramoedya Ananta Toer (selanjutnya disingkat Pram). Mungkin saya hanya salah seorang dari sekian banyak generasi muda Indonesia yang mengalami nasib sama: terhambat membaca karya-karya Pram. Jamak diketahui, iklim pendidikan dan politik selama Orde Baru tidak memberi celah sedikit pun untuk bisa menikmati karya-karya Pram. Indonesia adalah rumah kaca Orde Baru, dan Pram adalah musuh yang senantiasa diintai untuk dibantai.

Tidak ada komentar: